Jumat, 26 Juli 2024

Coaching pada Supervisi Akademik Oleh: IMAN SYAFIRMAN SMKN 5 Muaro Jambi- CGP Angkatan X Kab. Muaro Jambi



Artikel ini disusun salah satu seorang guru di SMKN 5 Muaro Jambi sebagi tugas guru penggerak di Koneksi Antar Materi pada Modul 2.3 Coaching untuk supervisi Akademik. hal ini merupakan sebagai bentuk tulisan untuk berbagi kepada rekan sejawat di lingkungan SMKN 5 Muaro Jambi. Tentunya dibersamai oleh Ibu Sadiah, M.Pd selaku Fasilitator dan Ibu Endang Dwi Hardani, S.Pd., Gr sebagai Pengajar Praktik. Tulisan ini tentunya didukung secara penuh oleh Kepala SMKN 5 Muaro Jambi, Ibu Julidati Ummul Madina, M. Pt.


Pemikiran reflektif terkait pengalaman belajar

Dalam modul 2.3 “Coaching untuk supervisi akademik” adalah proses yang dapat membantu individu atau kelompok untuk mencapai tujuan mereka, Coaching dapat dilakukan dalam berbagai konteks, dan melibatkan berbagai elemen penting seperti  dukungan, bimbingan, umpan balik, keterbukaan, rasa hormat. Tujuan coaching adalah untuk mendukung pembelajaran siswa demi membantu mereka dalam meraih tujuan pribadi atau tujuan pembelajaran tertentu. Supervisi akademik terdiri dari tiga tahapan: pra-observasi (perencanaan), observasi ( pelaksanaan), dan pasca observasi.

Pendekatan yang digunakan memilki tiga Prinsip Coaching yaitu kemitraan, proses kreatif, memaksimalkan potensi. Sedangkan Kompetensi inti yang harus dimiliki dalam coaching yaitu (i) kehadiran penuh (presence) (ii) mendengarkan aktif (iii) mengajukan pertanyaan berbobot. Percakapan coaching itu melibatkan coach dan coachee yang mengikuti alur TIRTA yaitu Tujuan, Identifikasi, Rencana Aksi, Tanggung Jawab.

Emos-emosi yang dirasakan terkait pengalaman belajar adalah merasa senang dan bahagia mempelajari modul 2.3 mudah dipahami dan lebih percaya diri untuk menerapkan pendekatan coaching dalam supervisi di satuan pendidikan. Terus memotivasi diri dan mengasah kemampuan coaching yang efektif agar dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki dan berbagi ke rekan sejawat.

Praktek Coaching ini perna guru lakukan pada saat ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual bersama rekan guru angkatan 10 Kabupaten Muaro Jambi dengan menggunakan alur TIRTA, prinsip coaching, peran nya secara bergantian coach, coachee, dan observer.



Gambar. Praktek Coaching 


coaching diperlukan sebagai bentuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Haltersebut diharapkan mampu mewujudkan pembelajaran yangjauh lebih melibatkan kegiatan siswa secara penuh.Selanjutnya, saya pun selaku pelaku pendidikan akanmenerapkan konsep coaching dengan baik.

Yang sudah baik dalam proses belajar

Yang perlu diperbaiki dalam proses belajar

Keterkaitan kompetensi dengan kematangan diri


Mendapatkan pemahaman materi coaching dan supervisi akademik

Menjadi coachee sudah mampu mendengarkan aktif dan tanggap terhadap permasalahan coach

Menjadi coach yang baik dengan memberikan beberapa pertanyaan berbobot yang dapat mengiring jawaban atau solusi dari coachee itu sendiri

Mengasah kemampuan untuk terus menerapkan coaching di sekolah.

Mengoptimalkan kekuatan diri sebagai seorang guru yang dapat menjadi coach di sekolah



Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP

Cara terbaik untuk mengintegrasikan teknik coaching ke dalam rutinitas supervisi akademik adalah dengan menggunakan alur TIRTA dalam bercoaching. Mulai dengan percakapan pra-observasi untuk menetapkan tujuan. Lakukan observasi dengan pendekatan non-judgmental, dan akhiri dengan percakapan pasca observasi untuk refleksi serta perencanaan tindakan perbaikan. Konsistensi dan keterlibatan guru disetiap tahap akkan meningkatkan efektivitas supervisi. 

Materi yang dipelajari akan tergali wawasan yang bisa diimplementasikan ke sekolah, dengan cara memberikan pemahaman kepada rekan sejawat pentingnya melakukan coaching dan menumbuh kenali tujuan yang akan di coaching. Coaching yang dilakukan secara singkat saja akan memberikan manfaat buat proses pembelajaran di sekolah.

Tantangan terbesar adalah waktu yang terbatas dengan tugas yang dijalankan disekolah sangat banyak, bisa menghambat pelaksanaan coaching secara rutin. Selain itu, ada juga tantangan dalam memastikan semua guru terbuka dan siap menerima pendekatan coaching.

Sebagai solusi, saya bisa mulai dengan coaching yang singkat dan terfokus. Saya juga dapat mengintegrasikan coaching ke dalam pertemuan atau kegiatan lain yang sudah ada, untuk menghemat waktu dan sumber daya. 


Membuat keterhubungan

Pengalaman masa lalu, ketika melakukan proses pembelajaran saya pernah secara mendadak pengawas sekolah masuk ke dalam kelas tanpa memberi tahu saya terlebih dahulu. Saya menikmati proses pembelajaran itu dengan langkah-langkah pembelajaran yang sudah saya rancang, mengalir saja alur cerita nya dikelas. Tidak ada perasaan grogi atau cemas karena saya sudah terbiasa dengan materi yang sudah saya pelajari.

Melalui supervisi akademik, kegiatan pengembangan kompetensi diri sebagai peningkatan kepercayaan diri dalam melakukan proses pembelajaran sehingga tujuan akan tercapai. Coaching dibutuhkan sebagai peningkatan motivasi atau komitmen diri seorang guru, sehingga kualitas pembelajaran meningkat seiring meningkatnya motivasi kerja para guru. selain itu memberikan dampak positif yang nyata bagi pengembangan kompetensi guru, melalui supervisi yang bermakna, guru akan mendapatkan umpan balik yang konstruktif dan relevan, sehingga dapat terus meningkatkan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid. 

Dalam modul 2.1 tentang pembelajaran berdiferensiasi, saya mempelajari pentingnya mengenali dan memenuhi kebutuhan belajar individual setiap siswa. sementara itu, modul 2.2 tentang pembelajaran sosial emosional mengajarkan pentingnya mengembangkan keterampilan sosial dan emosional siswa sebagai bagian dari pembelajaran holistik. Dengan menggabungkan konsep dari modul 2.1 dan 2.2 coaching dalam supervisi akademik menjadi lebih komprehensif, mengembangkan keterampilan coaching yang berdiferensiasi  dan memperhatikan aspek sosial emosionalmitra/ coachee. Hal ini dapat menghasilkan situasi yang lebih inklusif dan suporif, serta memperkuat kualitas hasil coaching secara maksimal.

Saya juga mendapat banyak wawasan dari diskusi dengan rekan-rekan dan literatur tentang coaching. Yang memberikan perspektif tambahan tentang bagaimana mengatasi tantangan dalam supervisi akademik.




















Keluar Besar SMKN 5 Muaro Jambi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular

Coaching pada Supervisi Akademik Oleh: IMAN SYAFIRMAN SMKN 5 Muaro Jambi- CGP Angkatan X Kab. Muaro Jambi

Artikel ini disusun salah satu seorang guru di SMKN 5 Muaro Jambi sebagi tugas guru penggerak di Koneksi Antar Materi pada Modul 2.3 Coachin...